Monday, April 23, 2018

BAB III C. Tahapan Budidaya Satwa Harapan

TAHAPAN BUDIDAYA SATWA HARAPAN




Setelah melakukan observasi dan wawancara tentang budidaya satwa harapan yang ada di lingkungan sekitar, selanjutnya akan dilakukan kegiatan budi daya satwa harapan. Misalkan kegiatan budidaya pilihan jangkrik.
Jangkrik merupakan satwa harapan yang mudah ditemui di semua daerah. Kebutuhan masyarakat akan jangkrik akhir-akhir ini makin meningkat seiring dengan makin berkembangnya hobi masyarakat dalam memelihara burung.

BUDIDAYA JANGKRIK
1. Perencanaan
a. Menentukan jenis satwa harapan yang akan dibudidayakan.
b. Menentukan kandang yang akan digunakan untuk budidaya satwa harapan.
c. Menentukan jadwal kegiatan budidaya.
d. Menyiapkan kebutuhan sarana, alat, dan bahan.
e. Menentukan tugas individu.

2. Menyiapkan Sarana Produksi
Bahan:
a. Induk jangkrik
b. Pakan hijauan dan konsentrat
c. Obat-obatan
d. Vitamin atau probiotik
Alat:
a. Timbangan
b. Tempat makan dan minum
c. Pembersih kotoran

3. Proses Budi daya Satwa Harapan
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu penyusunan jadwal kegiatan, menentukan struktur organisasi, menentukan spesifikasi pekerjaan, menetapkan fasilitas  fisik, merencanakan metode pendekatan pasar, menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.

a. Sarana dan Prasarana
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kandang jangkrik.
1)   Lokasi  kandang  di  tempat  yang  teduh  dan  gelap. Kandang jangkrik jangan terkena sinar matahari.
2)  Suasana kandang dibuat mendekati habitat aslinya. Dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun sukun, dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian di samping untuk  menghindari sifat kanibalisme dari jangkrik.
3)  Dinding atas kandang bagian dalam dilapisi lakban agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang.
4)  Sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang.
5)   Sesuaikan ukuran kandang dengan jumlah populasi jangkrik tiap kandang.
6)   Ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm panjangnya 120-200 cm.
7)   Keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaselin (gemuk) yang dilumurkan ke tiap kaki penyangga untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya.

Gambar Kandang Jangkrik

b. Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit dipilih yang sehat (tidak sakit), tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan berumur sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak didapat dari hasil tangkapan alam bebas, induk dapat dibeli dari peternakan. Induk jantan diusahakan dari alam bebas karena lebih agresif. Ciri-ciri indukan dan induk jantan yang baik sebagai berikut.

a) Indukan:
    sungutnya masih panjang dan lengkap;
    kedua kaki belakangnya masih lengkap;
    bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat;
    badan dan bulu jangkrik berwarna  hitam mengkilap,
    berbadan besar; dan
    mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.

b) Induk jantan:
    selalu mengeluarkan suara mengerik;
    permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang;  
 dan tidak mempunyai ovipositor di ekor.

c) Induk betina:
    tidak mengerik;
    permukaan punggung atau sayap halus; dan
    ada ovipositor di bawah ekor untuk mengeluarkan telur.

2) Perawatan Bibit dan Calon Induk
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhannya sangat pesat. Apabila makanannya kurang, anakan jangkrik akan menjadi kanibal terhadap anakan yang lemah. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, makanan tidak boleh kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan.
Makanan tersebut diberikan bergantian setiap hari. Selain itu, perlu juga dikontrol kelembapan udara dan binatang pengganggu. Seperti semut, tikus, cecak, kecoa, dan laba-laba.

3) Sistem Pembiakan
Sampai saat ini, pembiakan jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina.

4) Reproduksi dan Perkawinan
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90% apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Pakan yang disukai jangkrik antara lain bekatul jagung, ketan hitam, tepung ikan, dan kuning telur.
Jangkrik biasanya meletakkan telurnya di pasir atau tanah. Jadi, di dalam kandang khusus peneluran perlu disiapkan media pasir yang dimasukkan di piring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur berdaya tetas tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya. Kemudian, kandang bagian dalam disemprot dengan larutan antibiotik.

5) Proses Kelahiran
Sebelum penetasan telur, terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Kemudian masukkan 1-2 sendok teh telur (satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur). Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembapan telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dengan air dan dibolak-balik agar tidak berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.

0 comments:

Post a Comment