TAHAPAN BUDIDAYA SATWA HARAPAN
Setelah melakukan observasi dan wawancara tentang budidaya satwa harapan yang ada di lingkungan sekitar, selanjutnya akan dilakukan kegiatan budi daya satwa harapan. Misalkan kegiatan budidaya pilihan jangkrik.
Jangkrik merupakan satwa harapan
yang mudah ditemui di semua daerah.
Kebutuhan masyarakat akan jangkrik akhir-akhir ini makin meningkat seiring dengan makin berkembangnya hobi masyarakat dalam memelihara burung.
BUDIDAYA JANGKRIK
1. Perencanaan
a. Menentukan jenis satwa harapan
yang akan dibudidayakan.
b. Menentukan kandang yang akan
digunakan untuk budidaya satwa
harapan.
c. Menentukan jadwal kegiatan
budidaya.
d. Menyiapkan kebutuhan sarana,
alat, dan bahan.
e. Menentukan tugas individu.
2. Menyiapkan Sarana Produksi
Bahan:
a. Induk jangkrik
b. Pakan hijauan dan konsentrat
c. Obat-obatan
d. Vitamin atau probiotik
Alat:
a. Timbangan
b. Tempat makan dan minum
c. Pembersih kotoran
3. Proses Budi daya Satwa Harapan
Ada beberapa tahap yang perlu
dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu penyusunan jadwal kegiatan, menentukan struktur organisasi, menentukan spesifikasi pekerjaan, menetapkan fasilitas fisik, merencanakan metode pendekatan
pasar, menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.
a. Sarana dan Prasarana
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam membuat kandang jangkrik.
1) Lokasi kandang
di tempat yang
teduh dan gelap. Kandang
jangkrik jangan terkena sinar matahari.
2) Suasana kandang dibuat
mendekati habitat aslinya. Dinding kandang
diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun sukun, dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian di samping untuk menghindari sifat kanibalisme dari jangkrik.
3) Dinding atas kandang bagian
dalam dilapisi lakban agar jangkrik
tidak merayap naik sampai keluar kandang.
4) Sisi dinding kandang
dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan
sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan
kandang.
5) Sesuaikan ukuran kandang
dengan jumlah populasi jangkrik tiap
kandang.
6) Ketinggian 30-50 cm, lebar
60-100 cm panjangnya 120-200 cm.
7) Keempat kaki kandang
dialasi mangkuk yang berisi air, minyak
tanah atau juga vaselin (gemuk) yang dilumurkan ke tiap kaki penyangga untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga
lainnya.
Gambar Kandang Jangkrik
b. Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit dipilih yang sehat (tidak sakit), tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan berumur sekitar 10-20
hari. Calon induk jangkrik yang baik
adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak didapat
dari hasil tangkapan alam bebas, induk
dapat dibeli dari peternakan. Induk jantan diusahakan dari alam bebas karena lebih agresif. Ciri-ciri indukan dan induk jantan yang baik sebagai berikut.
a) Indukan:
• sungutnya masih panjang dan lengkap;
• kedua kaki belakangnya masih
lengkap;
• bisa melompat dengan tangkas,
gesit dan kelihatan sehat;
• badan dan bulu jangkrik
berwarna hitam mengkilap,
• berbadan besar; dan
• mengeluarkan zat cair dari mulut
dan duburnya apabila dipegang.
b) Induk jantan:
• selalu mengeluarkan suara mengerik;
• permukaan sayap atau
punggung kasar dan bergelombang;
dan tidak mempunyai ovipositor di ekor.
c) Induk betina:
• tidak mengerik;
• permukaan punggung atau sayap halus; dan
• ada ovipositor di bawah ekor untuk mengeluarkan telur.
2) Perawatan Bibit dan Calon
Induk
Perawatan jangkrik yang sudah
dikeluarkan dari kotak penetasan berumur
10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhannya sangat pesat. Apabila makanannya kurang, anakan
jangkrik akan menjadi kanibal
terhadap anakan yang lemah. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, makanan tidak boleh kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong,
sayuran dan dedaunan.
Makanan tersebut diberikan
bergantian setiap hari. Selain itu, perlu juga
dikontrol kelembapan udara dan binatang pengganggu. Seperti semut, tikus, cecak, kecoa, dan
laba-laba.
3) Sistem Pembiakan
Sampai saat ini, pembiakan jangkrik
yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina.
4) Reproduksi dan Perkawinan
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90% apabila
diberikan makanan yang bergizi tinggi. Pakan yang disukai jangkrik antara lain
bekatul jagung, ketan hitam, tepung ikan, dan kuning telur.
Jangkrik biasanya meletakkan telurnya di pasir atau tanah. Jadi, di dalam
kandang khusus peneluran perlu disiapkan media pasir yang dimasukkan di piring
kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur berdaya
tetas tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, telur
dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya. Kemudian, kandang bagian
dalam disemprot dengan larutan antibiotik.
5) Proses Kelahiran
Sebelum penetasan telur, terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan
dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Kemudian
masukkan 1-2 sendok teh telur (satu sendok teh telur diperkirakan berkisar
antara 1.500-2.000 butir telur). Selama proses ini berlangsung warna telur akan
berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembapan telur harus dijaga
dengan menyemprot telur setiap hari dengan air dan dibolak-balik agar tidak
berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.
0 comments:
Post a Comment