Thursday, November 22, 2018

BAB IV D. Tahapan dan Contoh Pembuatan/Pengolahan

Dalam mengolah bahan pangan bergantung pada tujuan, metode, kebutuhan, dan kegunaan yang kita inginkan. Dalam mengolah bahan pangan kita perlu membiasakan dengan merencanakan/merancang proses pembuatannya, agar memiliki nilai kemanfaatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan baik secara ekonomi dan kebutuhan. Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah tahapan/proses pembuatan dalam mengolah bahan pangan agar dapat dihasilkan produk pengolahan yang sesuai dengan kegunaan, nyaman dalam rasa, tepat dalam pengolahan, memiliki nilai estetis dalam penyajian maupun kemasan, dan aman bagi kehidupan manusia.

Berikut ini bagan alur/tahapan pengolahan:


Gambar Bagan Alur Pengolahan
Kandungan serealia dan umbi-umbian sebagian besar adalah karbohidrat, sehingga penduduk Indonesia mengolahnya menjadi makanan pokok. Makanan pokok adalah makanan yang menjadi gizi/nutrisi dasar yaitu karbohidrat. Karbohidrat menjadi sumber energi tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Makanan pokok biasanya tidak menyediakan keseluruhan gizi/nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu, makanan pokok perlu dilengkapi dengan lauk-pauk agar tercukupi kebutuhan dan mencegah kekurangan gizi/nutrisi. Suatu makanan menjadi makanan pokok karena kebiasaan turun-temurun sehingga mampu mempengaruhi psikis konsumennya. Maksudnya seperti merasa ada yang kurang jika belum mengonsumsi makanan pokok yang biasa dimakannya. Makanan pokok penduduk Indonesia sangatlah beragam, tergantung pada tradisi dan kearifan lokal masyarakat setempat.
Ada beragam olahan makanan pokok dari pangan serealia dan umbi yang  menjadi makanan khas daerah di seluruh Nusantara.
Syarat makanan dijadikan sebagai makanan pokok, antara lain mengandung  karbohidrat (HA), bersifat menyenangkan, rasanya netral, murah harganya, mudah ditanam, mudah didapat, mudah diolah, dan dapat disimpan lebih lama. Serealia dan umbi-umbian kaya akan karbohidrat sehingga dapat menjadi makanan pokok manusia. Bahan pangan kacang-kacangan lebih banyak diolah sebagai makanan kudapan dan pelengkap atau pendukung suatu makanan, misalnya pecel sayuran diberi bumbu kacang pecel, gado-gado dengan bumbu pendukung bumbu kacang gado-gado, dan lain-lain.
Berikut ini diuraikan beberapa contoh olahan pangan serealia, kacang-kacangan dan umbi menjadi makanan pokok dan khas daerah Indonesia.

1. Pengolahan Serealia
a. Beras 
Di era modern ini sebagian besar keluarga Indonesia memasak nasi dengan rice cooker. Namun, dahulu atau di daerah yang belum memiliki aliran listrik atau listrik tidak selalu hidup, banyak keluarga atau masyarakat yang memasak nasi dengan cara tradisional. Sebenarnya, memasak nasi secara tradisional tidak sulit tetapi perlu waktu lebih lama dan perhatian ekstra. 
Berikut ini bahan dan alat yang digunakan untuk memasak nasi semi-tradisional dan modern:
1) Bahan dan alat
Bahan : beras dan air
Alat : baskom, centong kayu, dandang, panci, rice cooker
2) Produk olahan pangan beras menjadi berbagai macam makanan pokok Produk olahan beras biasanya diolah menjadi makanan nasi putih, baik itu dengan cara diaron lalu dikukus ataupun dimasak dengan rice cooker.
Nasi tidak hanya sebagai hidangan biasa yang diletakkan di meja makan dengan ditemani lauk pauk dan sayuran. Olahan nasi seperti nasi uduk makanan khas Betawi, nasi goreng maupun nasi kuning khas Manado dibungkus daun woka (sejenis daun lontar) dan lainnya, biasanya dibuat untuk makan pagi. Kreativitas masyarakat Indonesia untuk kuliner olahan dari nasi sebagai makanan pokok patut mendapat acungan jempol sebagai apresiasi. Kuliner Indonesia kaya akan makanan khas olahan dari nasi dan umumnya dimakan di waktu pagi hari.

b. Jagung
Nasi jagung menjadi makanan pokok khas penduduk Madura. Nasi jagung sama halnya dengan nasi putih biasa dimakan dengan lauk-pauk lainnya. Sajian nasi jagung biasanya ditemani lauk ikan asin dan rempeyek teri dengan sayur urap, tumis terong, tumis lodeh atau tumis cabe hijau. Proses pengolahan pangan nasi jagung tidak jauh berbeda dengan memasak nasi putih biasa. Alat yang digunakan sama dengan alat untuk memasak nasi, tetapi bahannya berbeda yaitu beras jagung, beras dan air. Proses pengolahan beras jagung pun sama dengan cara menanak nasi.
Produk olahan jagung khas budaya kuliner Indonesia lainnya yaitu jagung bose berasal dari NTT dan binthe biluhuta (milu/jagung siram) dari Gorontalo. Bagi masyarakat NTT dan Gorontalo, jagung amat disukai, karena kandungan karbohidratnya yang tinggi.
Mengolah jagung menjadi jagung bose dilakukan dengan cara jagung utuh dipipil, kemudian ditumbuk dengan menggunakan lesung dan alu. Jagung ditumbuk hingga kulit ari terpisah dari biji jagung.
Biji jagung yang sudah tanpa kulit ari dimasak dengan dicampur dengan kacang-kacangan, sayur-sayuran dan air kaldu hingga membentuk kaldu air yang mengental seperti bubur. Jagung bose disajikan dengan lauk dan sayuran, layaknya makan nasi biasa. Milu/jagung siram membuatnya juga amat sederhana. Milu siram berbahan dasar jagung yang dipipil direbus dengan air dan garam secukupnya, dengan diberi suwiran ikan cakalang, parutan kelapa kukus, daun kemangi, daun bawang, bawang goreng dan jeruk nipis, dan ditemani sambal sebagai penyedap. Milu siram sangat cocok dimakan pagi hari maupun saat cuaca kurang bersahabat yaitu hujan terus-menerus sehingga bisa menghangatkan badan.

b. Kacang hijau
Kacang hijau mengandung banyak vitamin dan manfaat. Kacang hijau dapat diolah menjadi berbagai macam makanan kudapan. Olahan pangan tradisional dari bahan kacang hijau yang sudah dikenal masyarakat adalah pia, yang rasanya manis gurih. Selain itu, ada makanan kacang hijau yang sangat digemari tua muda sebagai sarapan pagi yaitu bubur kacang hijau.

3. Pengolahan Umbi
Pangan umbi-umbian sebagai makanan pokok biasanya sebagai pangan sarapan pagi atau kudapan teman minum teh kopi di sore hari. Umbi-umbian sebagai pengganti makanan pokok nasi, biasanya umbi-umbian (ubi kayu/singkong, ubi jalar, talas maupun kentang) diolah dengan cara direbus atau dikukus.
Jika diolah sebagai kudapan sore hari dari umbi-umbian variasinya lebih banyak.
Berikut ini diuraikan contoh pengolahan pangan umbi dari ubi kayu/singkong yang pengolahannya berbeda.

a. Tiwul
1) Perencanaan
Ide gagasan : Membuat “tiwul” sebagai makanan pokok pengganti beras yang dibuat dari tepung gaplek (singkong yang dikupas lalu dijemur hingga kering, kemudian ditumbuk menjadi  tepung).

2). Pelaksanaan/Pembuatan
a). Persiapan
Siapkan bahan dan alat yang diperlukan secara lengkap.

b). Bahan dan alat
  • Bahan: Tepung gaplek; gula jawa dipotong dan dicairkan dengan air
  • Alat : Tampah, kukusan dari anyaman kulit bambu & dandang, tungku kayu berfungsi sebagai kompor.


c). Proses Pembuatan
Tahapan pengolahannya:
  • Tepung ubi jalar/singkong  diberi campuran air dan gula jawa
  • Aduk tepung bercampur dengan air gula jawa dengan tangan hingga merata
  • Aduk terus hingga tepung dan air gula jawa bercampur menjadi adonan bahan butiran kasar & halus        
  • Adonan bahan kemudian diayak, untuk memisahkan butiran halus dan kasar
  • Adonan bahan tiwul dimasukkan dalam kukusan. Beri lubang ditengah adonan agar uap air bisa keluar.
  • Kukus di atas tungku dengan kayu bakar  atau kompor selama 30 menit
  • Siapkan piring dan daun pisang di atasnya, tutup permukaan kukusan kemudian balikan. Tiwul hangat tertuang rapi di atas piring dan siap disantap.

3). Penyajian/Pengemasan
Tiwul disajikan dengan piring anyaman bambu ataupun piring makan biasa.

4). Evaluasi
a. Evaluasi
Ujilah hasilnya dengan cara mencoba/merasakan masakan tiwul. Jika ada yang kurang sesuai buatlah catatan evaluasinya sebagai bahan masukkan dan bahan perbaikan nantinya.

b. Keselamatan Kerja
Perhatikan Keselamatan Kerja
        Kebersihan tempat kerja dan peralatan yang digunakan pada pembuatan hendaknya diperhatikan, baik saat akan mulai memasak maupun setelah selesai memasak.
         Kebersihan tangan harus diperhatikan pada saat pembuatan adonan tepung tiwul.
         Jagalah besarnya api saat memasak dengan kayu bakar.
         Padamkan api dengan baik saat selesai memasak.

Ada masakan tradisional yang mengkombinasikan/mencampur pangan serealia dan umbi yaitu tinutuan (bubur manado) makanan khas orang Minahasa, Sulawesi Utara. Olahan pangan tinutuan ini mengombinasikan makanan pokok beras dengan umbi ubi kayu/singkong serta berbagai sayuran seperti labu kuning, kangkung, bayam, daun gedi (khas Manado), dan kemangi. Itulah bahan yang biasa digunakan dalam membuat bubur tinutuan. Umumnya bubur tinutuan dimakan sebagai sarapan pagi. Rasa tinutuan yang unik dan bernutrisi, hasil perpaduan rasa pedas dari sambel roa, gurih dan segar dari campuran bahan pangan serealia beras, umbi singkong atau ubi jalar, serta aneka sayuran yang diolah menjadi bubur tinutuan dapat membangkitkan semangat beraktivitas.

b. Bubur Manado

1) Perencanaan
a). Identifikasi kebutuhan
Minahasa memiliki tanah yang subur sehingga sayuran, umbi-umbian dan pisang tumbuh subur. Hasil panen selalu baik dan melimpah setiap tahunnya. Selain itu, hasil laut pun sangat melimpah dan segar. Kondisi tersebut mendorong masyarakat Minahasa berinovasi untuk membuat makanan dari hasil kekayaan alamnya.

b). Ide/Gagasan
Ingin membuat makanan segar dan kaya gizi untuk memulai aktivitas harian dengan penuh semangat. Mengeksplorasi berbagai hasil alam dengan membuat sarapan pagi bubur “tinutuan”. Belanja sendiri agar yakin membeli bahan yang masih segar.

2) Pelaksanaan/Pembuatan
a). Persiapan
Siapkan bahan dan alat yang diperlukan secara lengkap agar proses memasak dapat cepat.

b). Bahan dan alat
Bahan bubur tinutuan:
  • Beras dicuci bersih tiriskan, ubi kayu/singkong dikupas dan dicuci bersih, labu kuning dikupas, dicuci, & dipotong kotak.
  • Kangkung, bayam, dan daun gedi dipetik daunnya lalu dicuci secukupnya
  • Jagung dipipil, kemangi dipetik daunnya lalu semua dicuci bersih, air dan garam sebagai pemberi rasa gurih secukupnya.

Bahan sambal roa:
  • Ikan roa asap, bawang putih & bawang merah secukupnya, jahe satu ruas jari.
  • Cabe rawit, tomat, cabe kriting, dan garam secukupnya. 

Alat:
1. Baskom plastik untuk mencuci semua bahan.
2. Panci untuk memasak bubur tinutuan.
3. Centong untuk mengaduk bubur tinutuan agar tercampur rata.
4. Piring sebagai wadah penyajian.
5. Talenan dan pisau untuk memotong bahan yang harus di kupas dan dipotong.
6. Sendok garpu untuk alat makan.
7. Ulekan batu untuk menghaluskan sambal ikan roa.
8. Mangkuk kecil untuk tempat sambal.

c. Proses Pembuatan
Tahapan proses pengolahannya:
Bubur tinutuan:
  • Masukkan beras pada air mendidih
  • Rebus singkong hingga matang
  • Setelah beras agak mengembang masukkan singkong rebus dan labu kuning
  • Masukkan jagung pipil dan masak sampai matang sambil diaduk
  • Bubur tinutuan akhirnya akan mengental, jika terlalu kental dapat ditambahkan air lagi
  • Masukkan semua sayuran yaitu kangkung, bayam, dan gedi.
  • Setelah sayuran setengah layu, masukkan kemangi dan beri garam secukupnya. Rasa bubur tinutuan manis segar dan gurih.

Sambal Roa:
  • Kupas ikan roa asap, pisahkan kulit dengan dagingnya. Ulek dagingnya hingga halus.
  • Kupas bawang merah-putih, jahe & potong cabe jadi kecil.
  • Ulek bawang merah-putih-jahe-cabe sampai halus, lalu campur dengan ikan roa halus.
  • Setelah tercampur sambel dan ikan roa halus, tumislah dengan minyak secukupnya.


3) Penyajian/Pengemasan
Bubur tinutuan yang sudah masak disajikan di piring. Bubur tinutuan biasanya dilengkapi dengan perkedel ikan nike dan perkedel jagung. Ikan nike adalah ikan kecil sejenis ikan teri yang terdapat di Danau Tondano. Bubur tinutuan sangat sehat karena tidak  menggunakan penyedap. Rasa manis ditimbulkan dari labu kuning dan jagung, rasa segar dari sayuran, sedangkan rasa gurih berasal dari garam dan dari daun gedi yang mempunyai fungsi sebagai penambah rasa gurih dan mengentalkan.

4) Evaluasi
a). Evaluasi
Di akhir pembuatan bubur tinutuan ujilah hasilnya dengan cara mencoba/merasakan masakan bubur tinutuan. Jika ada yang kurang sesuai buatlah catatan evaluasinya sebagai bahan masukkan dan bahan perbaikan nantinya.

b). Keselamatan Kerja
Perhatikan Keselamatan Kerja
  • Gunakan celemek, ikat rambutmu jika berambut panjang agar tidak ada rambut yang terjatuh pada makanan saat bekerja.
  • Cuci tangan sebelum bekerja.
  • Hati-hatilah dalam bekerja baik dalam mengunakan peralatan tajam, listrik, kompor gas/minyak tanah, maupun pecah belah.
  • Kebersihan tempat kerja dan peralatan yang digunakan pada pembuatan hendaknya diperhatikan, baik saat akan mulai memasak maupun setelah selesai memasak.
  • Bekerjasamalah yang baik antarteman.
  • Matikan kompor dengan baik saat selesai memasak
  • Bersihkan kotoran yang menempel pada kompor setelah apinya padam.

· 

0 comments:

Post a Comment