Bahan-bahan pangan mentah atau belum diolah sebenarnya kaya
akan nutrisi. Namun bisa berubah kandungan nutrisinya apabila dimasak atau diolah
dengan cara yang salah. Meski begitu penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar makanan justru akan lebih bernutrisi setelah dimasak, seperti umbi
kentang. Proses pemasakan akan membantu pelepasan antioksi dan dengan cara
menghancurkan dinding sel sehingga zat-zat penting dalam sayuran itu lebih
mudah diserap tubuh.
Teknik mengolah bahan pangan serealia, kacang-kacangan dan
umbi tidak jauh berbeda dengan teknik
dasar pengolahan pangan lainnya. Berikut ini teknik pengolahan pangan:
1. Teknik
Pengolahan Pangan Panas Basah (Moist Heat)
Teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat)
adalah pengolahan bahan makanan dengan menggunakan bahan dasar cairan untuk
mematangkannya. Suhu cairan pada teknik pengolahan makanan panas basah tidak
pernah lebih dari suhu didih.
Berikut ini yang termasuk teknik pengolahan
pangan panas basah.
a. Teknik Merebus (Boiling)
Teknik merebus (boiling) adalah mengolah bahan makanan dalam
cairan yang sudah mendidih. Cairan yang
digunakan dapat berupa air, kaldu, dan susu. Caranya bahan makanan dimasukkan ke
dalam cairan yang dingin atau dalam air yang telah panas.
b. Teknik Merebus Menutup Bahan Pangan (Poaching)
Teknik poaching ialah cara memasak bahan makanan
dalam bahan cair sebatas menutupi bahan makanan yang direbus dengan api kecil
di bawah titik didih (92-96°C). Bahan makanan yang di poach ini adalah bahan
makanan yang lunak atau lembut dan tidak memerlukan waktu lama dalam memasaknya
seperti buah-buahan, sayuran, telur, dan ikan. Cairan bisa berupa kaldu, air
yang diberi asam, cuka, dan susu.
c. Teknik Merebus
dengan Sedikit Cairan (Braising)
Teknik braising adalah teknik merebus bahan
makanan dengan sedikit cairan, (kira-kira setengah dari bahan yang akan
direbus) dalam panci tertutup dengan api dikecilkan secara perlahan-lahan. Efek
dari braising ini sama dengan menyetup, yaitu untuk menghasilkan bahan
makanan yang lebih lunak dan aroma yang keluar
menyatu dengan cairannya.
d. Teknik
Menyetup/Menggulai (Stewing)
Stewing (menggulai/menyetup) adalah mengolah
bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan
yang berbumbu dan cairan yang tidak terlalu banyak dengan api sedang. Maksud
dari dimasak dengan api sedang dan dalam waktu yang lama agar aroma dari bahan
masakan keluar dengan sempurna. Pengolahan dengan teknik ini harus sering
diaduk secara hati-hati agar tidak mudah hancur. Pada proses stewing,
cairan yang dipakai yaitu air, susu, santan, dan kaldu.
e. Teknik Mengukus (Steaming)
Teknik mengukus (steaming) adalah memasak bahan
makanan dengan uap air mendidih. Sebelum mengukus bahan makanan alat pengukus
yang sudah berisi air harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mendidih dan
mengeluarkan uap, baru masukkan bahan makanan pada steamer atau
pengukus. Uap air panas akan mengalir ke
sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Efek dari teknik ini ialah
menjadikan makanan lebih lunak dan lembut. Nilai gizi bahan makanan tidak
banyak yang hilang karena tidak bersentuhan langsung dengan air. Makanan yang
diolah dengan cara ini yaitu puding, bolu, maupun sayuran, ikan, dan ayam.
f. Teknik Mendidih
(Simmering)
Teknik simmering adalah teknik memasak bahan makanan dengan
saus atau bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di
bawah titik didih dan direbus lama, di mana di permukaannya muncul
gelembung-gelembung kecil. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat kaldu
yang mengeluarkan ekstrak dari daging yang direbus.
g. Teknik Mengetim
Teknik mengetim adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan
2 buah panci yang berbeda ukuran di mana salah satu panci lebih kecil. Cara ini
memang memerlukan waktu yang lama, seperti nasi tim, dan cokelat.
2. Teknik
Pengolahan Pangan Panas Kering (Dry Heat Cooking)
Teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking)
adalah mengolah makanan tanpa bantuan bahan dasar cairan untuk mematangkannya.
Teknik pengolahan pangan panas kering sebagai berikut:
a. Teknik Menggoreng dengan Minyak Banyak (Deep frying)
Teknik deep frying adalah teknik memasak bahan
makanan dengan menggunakan minyak/lemak yang banyak hingga bahan makanan
benar–benar terendam sehingga memperoleh hasil yang kering (crispy).
Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai bahan makanan termasuk buah, sayuran,
daging dan unggas, serta ikan. Bahan makanan yang dalam keadaan beku dapat
langsung dimasak dengan metode ini. Pada metode kering ini, karena dipanaskan
dalam suhu tinggi, akan terjadi perubahan tekstur, warna, dan rasanya. Pada
proses pengolahan dengan metode deep frying ini beberapa kandungan gizi
akan rusak, tetapi kandungan energinya akan tinggi karena mengandung lemak.
Proses deep frying juga biasanya lebih sedikit kehilangan kandungan
vitamin yang larut dalam air karena dalam proses ini tidak terdapat air yang
melarutkan. Sebagai contoh, keripik kentang lebih banyak mengandung vitamin C
dibandingkan kentang rebus.
b. Teknik Menggoreng dengan Minyak Sedikit (Shallow
frying)
Shallow frying adalah mengolah bahan makanan
atau proses menggoreng yang dilakukan dengan cepat dalam minyak goreng yang
sedikit pada wajan datar. Dalam shallow frying bahan makanan biasanya
hanya satu kali dibalik. Pada shallow frying panas didapatkan dari
pemanasan minyak atau lemak. Dengan teknik ini bahan makanan tidak akan menjadi
terlalu matang, asam amino yang terdapat pada bahan makanan akan tetap,
meskipun protein akan menyusut, dan juga akan kehilangan beberapa jenis vitamin
B.
c. Teknik Menumis (Sauteing)
Teknik menumis (sauteing) adalah teknik memasak
dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan bahan makanan yang telah dipotong
kecil atau diiris tipis yang dikerjakan dalam waktu sebentar dan cepat,
diaduk-aduk, serta ditambah sedikit cairan sehingga sedikit berkuah/basah.
Cairan yang biasanya ditambahkan adalah saus, cream, dan sejenisnya yang
dimasukkan pada saat terakhir proses pemasakan. Sebelum menumis hendaknya
potongan/irisan bahan makanan dipersiapkan terlebih dahulu. Panaskan wajan
terlebih dahulu, kemudian isi minyak
goreng sedikit dan panaskan. Gunakan wajan yang besar agar potongan bahan
makanan saat dimasukkan tidak sesak sehingga memudahkan saat melakukan tumis
dan dapat matang secara merata. Agar lebih sehat, hindari penggunaan lemak
jenuh. Gunakan minyak zaitun atau minyak kanola yang mengandung minyak sehat
dan membantu menurunkan kadar kolesterol berbahaya.
d. Teknik Memanggang (Baking)
Memanggang (baking) adalah pengolahan bahan
makanan di dalam oven dengan panas dari segala arah tanpa menggunakan minyak
atau air.
Baking memiliki beberapa metode, di antaranya seperti berikut.
- Memanggang kering Ketika memanggang dengan oven, bahan makanan akan mengeluarkan uap air. Uap air ini akan membantu proses pemasakan bahan makanan. Teknik ini biasanya digunakan untuk produk pastry dan roti. Selain itu, digunakan untuk memasak daging, ikan, dan lain–lainnya.
- Memanggang dalam oven menambah kelembaban Ketika memanggang bahan makanan, masukkan wadah berisi air yang akan mengeluarkan uap air yang masuk ke dalam oven, menyebabkan kandungan air dalam bahan makanan bertambah dan akan menambah kualitas makanan. Penerapan teknik dasar baking dapat dilakukan pada berbagai bahan makanan, diantaranya kentang, roti, kue spons, cake, biskuit, ikan, sayuran.
- Memanggang dalam oven dengan menggunakan dua wadah Wadah pertama berisi bahan makanan, dan wadah kedua diberi air. Wadah pertama dimasukkan ke dalam wadah kedua sehingga panas yang sampai ke bahan makanan lebih lambat. Dengan demikian, tidak akan mengakibatkan panas yang berlebih dan dapat mengurangi kemungkinan makanan terlalu matang. Contoh: puding karamel.
e. Teknik Membakar
(Grilling)
Grilling
adalah teknik mengolah makanan di atas lempengan besi panas (gridle)
atau di atas pan dadar (teflon) yang diletakkan di atas perapian langsung. Suhu
yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292°C. Grill juga dapat dilakukan di
atas bara langsung dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya. Dalam teknik
ini, perlu diberikan sedikit minyak baik pada makanan yang akan diolah maupun pada
alat yang digunakan. Jeruji ini berfungsi sebagai penahan bahan makanan yang
sedang dimasak/dipanggang. Selain itu, fungsi lainnya juga untuk membuat bagian
yang matang dan gosong berbentuk jeruji pula. Kegosongan inilah yang menjadi
ciri khas dan yang menunjukkan bahwa makanan tersebut adalah di-grilled.
0 comments:
Post a Comment