PENJERNIH AIR DARI BAHAN BUATAN
Gambar Proses Penjernihan air dari Bahan Buatan
Tujuan penjernih air dari bahan buatan sama seperti dengan penjernih air dari bahan alami
yaitu untuk mendapatkan air bersih. Pengolahan penjernih air bahan buatan tetap
dilakukan secara fisika melalui beberapa tahapan yaitu penyaringan,
pengendapan, dan penyerapan menggunakan bahan buatan manusia seperti bahan
kimia. Perbedaannya adalah pada bahan buatan yang digunakan seperti tawas dan
bubuk kapur.
Bahan dan Alat Penjernih Air dengan Bahan
Buatan
Selain bahan-bahan alam yang digunakan untuk menjernihkan air, ada juga bahan-bahan buatan yang digunakan untuk penjernihan air. Berikut ini bahan-bahan
buatan yang biasa digunakan untuk penjernihan air atau untuk menyaring air:
a. Klorin tablet digunakan untuk membunuh kuman,
virus, dan bakteri yang hidup di dalam air
b. Pasir aktif biasanya berwarna hitam dan digunakan
untuk menyaring air sumur bor dan sejenisnya.
c. Resin softener berguna untuk menurunkan
kandungan kapur dalam air.
d. Resin kation biasa digunakan untuk industri air
minum, baik usaha air minum isi ulang maupun Pabrik Air Minum Dalam Kemasan
(PAMDK).
e. Pasir zeolit berfungsi untuk penyaringan air
dan mampu menambah oksigen dalam air.
f. Pasir mangan berwarna merah digunakan untuk
menurunkan kadar zat besi atau logam berat dalam air.
g. Pasir silika digunakan untuk menyaring lumpur,
tanah, dan partikel besar atau kecil dalam air dan biasa digunakan untuk
penyaringan tahap awal.
h. Karbon aktif atau arang aktif adalah jenis
karbon yang memiliki luas permukaan yang besar sehingga dapat menyerap kotoran
dalam air.
i. Tawas dan kaporit yang sering digunakan di
kolam renang.
j. Polyaluminium clorida
(PAC) untuk mengendapkan lumpur dalam air.
Penggunaan alat
dan bahan buatan perlu dipelajari agar tidak menimbulkan masalah karena sifat
bahan kimia sedikit banyak akan berpengaruh. Ketersediaan bahan kimia yang
digunakan bergantung pada daerah masing- masing. Maksudnya, tidak semua daerah dapat dijumpai bahan kimia dengan mudah.
Teknik dan
Prosedur Pembuatan Alat Penjernih Air dengan Bahan Buatan
Teknik pembuatan
alat penjernih air buatan sebenarnya lebih mudah, yaitu dengan menyiapkan bak
atau tempat penampung air kotor yang memadai dan diberi pengaduk bahan kimia.
Selanjutnya, menyiapkan bak pengendap dan penampung air bersih. Pembuatan
bak-bak tersebut pasti akan menerapkan teknik melubangi, menyambung, dan
memotong yang baik agar alat penjernih air tidak bocor.
Penjernihan air
dengan bahan buatan biasanya diterapkan di daerah yang memiliki tingkat
kekotoran air yang cukup tinggi. Kekotoran yang dimaksud seperti tercampur
salah satu atau lebih bahan pencemar (polutan) seperti lumpur, zat pewarna, dan
kuman serta yang lainnya.
Prosedur
pembuatan alat penjernih air bahan buatan harus melalui tahapan survei bahan
baku air yang akan dijernihkan sehingga dapat digunakan bahan kimia yang tepat.
Penggunaan bahan buatan atau kimia cukup dengan kuantitas yang sedikit
dicampurkan pada tempat penampungan yang besar sehingga lebih hemat dan aman.
Penggunaan bahan kimia penjernih yang berlebihan tidak dianjurkan. Endapan
lumpur pencemar harus sering dibersihkan.
Apabila kita berenang di kolam renang, terkadang masih
tercium bau ataupun rasa yang berbeda pada air kolam. Bau dan rasa tersebut
berasal dari kaporit. Mengapa air kolam menggunakan kaporit? Karena kaporit
merupakan salah satu bahan buatan atau bahan kimia yang dapat digunakan untuk
menjernihkan air. Bahan kimia yang digunakan untuk menjernihkan air tidak
menimbulkan gangguan kesehatan apabila terminum oleh kita asalkan sesuai dengan
petunjuk penggunaan bahan. Beberapa bahan buatan yang sering dan banyak
digunakan di masyarakat seperti tawas, kaporit, dan batu gamping atau batu
kapur, polyaluminium chlorida (PAC). Tawas dan batu gamping berfungsi untuk
mengendapkan kotoran yang ada di air, tetapi tidak membunuh kuman atau zat
kimia lain. Kaporit berfungsi untuk membunuh kuman, virus, dan bakteri di dalam
air, tetapi tidak dapat mengendapkan kotoran. Arang tempurung atau batok kelapa
berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak, dan menjernihkan air. Bahan
buatan lain yang juga dapat digunakan, contohnya filter ultraviolet dan
keramik.
Tahapan pembuatan
penjernih air bahan buatan
a. Perencanaan
Ide/gagasan
Satu buah
penjernih air dari bahan buatan.
Identifikasi
Kebutuhan
Pembuatan
penjernih air berdasarkan bahan dan alat yang tersedia di sekitarmu, dan dibuat
secara efisien sehingga tidak memakan tempat.
Bahan dan Alat
Bahan:
Bahan penjernih
yang digunakan, sama seperti penjernihan dengan bahan alam, yaitu potongan
bata, ijuk, arang tempurung kelapa, pasir, dan kerikil. Tetapi ditambahkan
bahan buatan seperti tawas, kaporit, dan batu kapur.
Alat yang diperlukan:
Buah drum plastik
kapasitas 100 liter atau bak paralon/pipa PVC, di- ameter 1/2 inci, pengaduk
dari kayu, ember, keran, lem pipa, selotip, tali plastik, dan gergaji.
Penjernihan air
dengan bahan buatan, yaitu dengan menggunakan tawas, kaporit, dan batu kapur.
1. Atur takaran atau dosis bahan kimia untuk penjernih air, tidak berlebihan
misalnya untuk ukuran bak mandi cukup dengan satu sendok teh PAC.
2. Gunakan alat bantu (masker) saat pencampuran atau pengetahuan bahan
buatan agar serbuk bahan buatan tidak terhirup.
b. Proses pembuatan
Langkah-langkah/prosedur
kerja:
1. Pemasangan keran dengan drum atau pembuatan bak penampungan dapat
dibantu oleh orang dewasa sehingga hasilnya lebih baik. Pemasangan bahan
penjernih bisa dilakukan sendiri.
2. Siapkan bahan penjernih buatan antara lain kaporit 0,20 gram, batu kapur
2 gram, dan tawas 2 gram. Cairkan bahan tersebut masing-masing dalam satu buah
sendok makan.
3. Persiapkan bak atau drum air untuk tempat pengendapan yang dapat
menampung air keruh sekitar 20 liter atau sesuai kebutuhan. Kemudian kaporit,
batu kapur, dan tawas yang sudah dicairkan dimasukkan ke dalam bak tersebut dan
diaduk lima menit, diamkan selama 10 menit. Pada saat pengendapan dan
pengadukan, lubang bak atau drum harus disumbat.
4. Setelah didiamkan 10 menit, penyumbat dibuka dan alirkan air keruh
tersebut ke bak penyaring yang berisi pecahan genting/bata, pasir, kerikil,
ijuk, dan arang tempurung kelapa. Tebal pecahan genteng 2-5 cm, pasir 15 cm,
kerikil 5 cm, ijuk 5 cm, arang 10 cm, dan ijuk lagi 5 cm.
5. Air hasil penyaring ditampung dalam ember atau bak yang bersih dan dapat
dipergunakan. Hal yang perlu diingat, apabila air akan diminum maka terlebih
dahulu dimasak dulu.
Gambar Proses Pengendapan dan Penyaringan
Skema prosedur kerja
Perhatikan Skema
prosedur kerja berikut ini:
Gambar Skema Prosedur Kerja Alat Penjernihan Air
0 comments:
Post a Comment