Produk kerajinan dari bahan limbah lunak yang dimaksud adalah limbah lunak organik dan anorganik. Limbah lunak kedua kategori ini cukup banyak di lingkungan kita. Banyak orang yang sudah memanfaatkan limbah organik ini sebagai produk kerajinan. Teknik pembuatannya pun bervariasi. Temuantemuan desain produk kerajinan dari limbah organik selalu bertambah dari waktu ke waktu. Ini dikarenakan semakin banyak orang yang perhatian terhadap pemanfaatan limbah sebagai produk kerajinan. Pembuatan produk kerajinan di setiap wilayah tentunya berbeda dengan wilayah lainnya. Dari daerah manakah kamu berasal? Masing-masing daerah memiliki ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal ini tentu dikarenakan sumber daya limbah lunak organik dari masing-masing daerah berbeda.
Di bawah ini merupakan penggolongan hasil limbah lunak
organik yang dapat dijadikan bahan baku produk kerajinan dilihat dari kondisi
wilayahnya.
1. Daerah
pesisir pantai/laut
Limbah lunak organik yang banyak tersedia adalah sabut
kelapa, dan daun kelapa.
2. Daerah
pegunungan
Limbah lunak organik yang banyak dihasilkan di daerah ini
adalah kulit jagung, kulit bawang, kulit kacang, kulit biji-bijian, kulit
buah-buahan yang bertekstur seperti salak, dan kulit pete cina.
3. Daerah
pertanian
Limbah lunak organik yang didapat pada daerah ini adalah
jerami padi, kulit jagung, batang daun singkong, kulit bawang, dan pelepah
pisang.
4. Daerah
perkotaan
Limbah lunak organik yang dihasilkan di daerah perkotaan
biasanya berupa kertas, kardus, kulit telur, kayu, serbuk gergaji, dan serutan
kayu.
Untuk
limbah lunak anorganik biasanya banyak dihasilkan dari wilayah perkotaan. Namun
banyak juga yang sudah dihasilkan dari wilayah lainnya. Hal ini bergantung
kebutuhan dan gaya hidup masyarakat seharihari dalam melakukan tindakan
konsumtif. Limbah lunak anorganik sebagian besar dihasilkan dari kegiatan hidup
manusia.
Proses pengolahan bahan limbah lunak secara umum sederhana.
Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin.
Tahapan-tahapan Prosesnya:
1. Pemilahan
bahan limbah lunak
Sebelum didaur ulang, bahan limbah organik harus diseleksi
terlebih dahulu untuk menentukan bahan yang masih dapat dipergunakan dan yang
sudah seharusnya dibuang. Pemilahan bahan dapat dilakukan secara manual dan
disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang telah dirancang.
2.
Pembersihan limbah lunak
Limbah lunak yang sudah terseleksi harus dibersihkan dahulu
dari sisa-sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya. Misalnya saja kulit
jagung. Kulit jagung harus dipisahkan dari tongkol dan rambutnya. Selanjutnya
apakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau tidak itu tergantung
dari perancangan produk oleh si perajin.
3.
Pengeringan
Bahan limbah lunak yang sifatnya basah harus diolah dengan
cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung. Tujuanya agar kadar air
dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna.
4. Pewarnaan
bahan limbah lunak
Pewarnaan pada bahan limbah lunak yang sudah kering
merupakan selera. Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna
maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai
produk kerajinan. Proses pewarnaan yang umum dilakukan pada bahan limbah
organik basah adalah dengan cara dicelup atau direbus bersama zat warna tekstil
agar menyerap. Ada pula yang diwarnai dengan cara divernis/dipolitur, dapat
pula dicat menggunakan cat akrilik atau cat minyak.
5.
Pengeringan setelah pewarnaan
Setelah diberi warna, bahan limbah lunak harus dikeringkan
kembali dengan sinar matahari langsung agar warna pada bahan baku dapat kering
sempurna tidak mudah luntur.
6.
Penghalusan bahan agar siap dipakai
Bahan limbah lunak yang sudah kering dapat difinishing agar
mudah diproses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya,
seperti diseterika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat pula digerinda,
atau diamplas.
Dalam pembuatan produk kerajinan perlu memahami dahulu
seperti apa membuat karya yang berkualitas, maka dalam proses penciptaannya
harus mengacu pada berbagai persyaratan. Oleh karena itu, Adapun syarat-syarat
perancangan benda kerajinan sebagai berikut.
1. Kegunaan
(Utility)
Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu
dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh mangkuk untuk wadah
sayur.
2.
Kenyamanan (Comfortable)
Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan
bagi pemakainya. Contoh cangkir didesain ada pegangannya.
3. Keluwesan
(Flexibility)
Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk dan
wujud benda dengan nilai gunanya. Contoh sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran
kaki.
4. Keamanan
(Safety)
Benda kerajinan tidak boleh membahayakan pemakainya. Contoh
gelas dari batok kelapa harus mempertimbangkan komposisi zat pelapis/pewarna
yang dipakai agar tidak berbahaya saat digunakan sebagai wadah minuman.
5. Keindahan
(Aestetic)
Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih dibanding benda
yang biasa-biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa hal,
seperti dari bentuk, hiasan atau ornamen, dan bahan bakunya.
Karya yang baik dapat dihasilkan dari proses perancangan
yang baik pula. Oleh sebab itu proses perancangan karya kerajinan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini. Beberapa kerajinan dari bahan limbah
lunak di bawah ini merupakan contoh dan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan baru.
0 comments:
Post a Comment